الحمدلله الذى ارسل رسوله بالهدى ودين الحق، بشيرا ونذيرا ورحمة لسائر العالم،اشهد ان لأ اله الا
الله وحده لاشريك له الملك العلام، واشهد ان سيدنا محمدا عبده ورسوله سيد
الأنام، اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله واصحابه صلاة وسلاما
دآئمين متلازمين على ممر الدهور والأيام. اما بعد فيا ايها الناس اتقوا الله حق
تقاته ولاتموتن الا وانتم مسلمون، اتقوا الله ايها الناس حق تقواه فان الجنة اعدت
للمـتـقـين.
Hadirin Jama’ah Jum’at
Rahimakumullah;
Marilah kita
memanjatkan puji syukur kita kepada Allah atas segala rahmat, nikmat dan
karunia yang diberikan-Nya kepada kita, wabilkhusus nikmat
iman dan Islam serta kesehatan dan kesempatan sehingga saat ini kita sudah
berada di masjid ini guna menunaikan titah Allah SWT, semoga kiranya kita
senantiasa dapat memanfaatkan umur yang ada untuk beribadah dan berbakti kepada
Allah swt serta berbuat baik kepada seluruh hamba-Nya. Shalawat dan salam
semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad saw, keluarga dan
sahabatnya, semoga kita senantiasa diberi kemudahan untuk mengikuti sunnah-2nya
sebagai panduan hidup mencapai ketenteraman hidup kita di dunia dan akhirat
kelak.
Hadirin Jama’ah Jum’at
Rahimakumullah;
Allah swt berfirman :
وتزودوا فان خير الزاد التقوى (البقرة: 197).
(Persiapkanlah bekalmu,
sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah ketakwaan.
Al-Baqarah: 197).
Senantiasalah perhatikan persiapan
dan bekal kita menuju alam yang abadi, akhirat, yaitu ketaqwaan kita kepada
Allah.
Saudara
sekalian, satu bulan 20 hari kita sudah berada di tahun 2009, baru saja kita
melewati dan meninggalkan tahun 2008, tiada terasa
umur kita bertambah 1 tahun, dan itu juga berarti umur kita berkurang 1 tahun
dari jatahnya. Apabila kita renungkan putaran waktu yang telah kita lalui dari
hari ke hari, bulan ke bulan, akhirnya genap satu tahun, banyak peristiwa dan
persoalan yang kita alami. Tidak jarang di antara problema kehidupan yang kita
hadapi itu ada yang menantang keyakinan dan keimanan kita, apakah hal itu di
tempat kerja atau di pasar, atau di tempat lainnya, yang membuat kita harus
memilih antara yang hak dan yang batil. Di sinilah kesadaran yang disinari iman
akan menuntun kita ke jalan yang lurus.
Dan itulah yang diamanahkan dalam
firman Allah swt yang sering kita baca:
ÎŽóÇyèø9$#ur ÇÊÈ ¨bÎ) z`»|¡SM}$# ’Å"s9 AŽô£äz ÇËÈ žwÎ)tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# (#öq|¹#uqs?urÈd,ysø9$$Î/ (#öq|¹#uqs?ur ÎŽö9¢Á9$$Î/ ÇÌÈ
Artinya:
“Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta
saling menasehati menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk
kesabaran.” (Q.S. Al-‘Ashr ayat 1 – 3)
Hadirin Jama’ah Jum’at
Rahimakumullah;
Bila demikian halnya penting dan
strategisnya keimanan menjadi basis dan modal hidup seorang muslim, sebetulnya kalau begitu, apakah yang paling kita takutkan hilang dan sirna
dalam hidup ini? Hal ini dalam kaitan dengan kepastian bahwa kita akan mati.
Tentu beragam jawaban yang mungkin diberikan, sesuai dengan persepsi
masing-masing dalam memandang hidup ini. Tapi di atas semua jawaban tersebut,
sebenarnya sebagai seorang mukmin, hal yang paling kita khawatirkan adalah,
apabila kita mati dalam keadaan tidak beriman. Kenapa? Karena kalau kita mati
dalam keadaan tidak beriman, sudah pasti kita akan kekal di dalam neraka
selama-lamanya. Na’uzubillah.
KH. Ahmad Asrori
al-Ishaqi, salah seorang kiyai kharismatik di Surabaya, berdasarkan bacaannya,
menyimpulkan bahwa ada 3 (tiga) macam perbuatan yang menimbulkan dosa bila
dilakukan seseorang, yang dikhawatirkan dapat menyebabkan ia mati dalam keadaan
imannya dicabut dari dadanya.
Pertama, orang yang tidak menyukuri nikmat
iman yang ada.
Kedua, orang yang memang dia sendiri tidak
takut mati, tidak membawa iman. Tentang ini terkadang kita tidak sadar dalam
keseharian kita, karena godaan syetan kita begitu berani bertindak, yang
efeknya bisa mencelakakan dan membinasakan orang lain. Padahal jelas aturannya,
kalau seorang yang melakukan pembunuhan dengan sengaja, maka balasannya adalah
neraka Jahannam. Dalam al-Qur’an surat al-Nisa: 93 Allah berfirman:
وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا
مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ
وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا (النساء: 93)
Artinya: Dan
barangsiapa yang membunuh seorang mu'min dengan sengaja, maka balasannya ialah
Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutuknya serta
menyediakan azab yang besar baginya.
Dari ayat di atas sangat jelas di
terangkan mengenai ancaman dan hukuman bagi orang yang sengaja ingin bunuh
membunuh antar sesama saudara seimannya, yaitu akan dimasukkan kedalam neraka
Jahannam. Hal ini diperkuat oleh sebuah hadits Rasulullah SAW, sebagaimana
beliau bersabda:
القاتل والمقتول فى النار.
Artinya: “ Pembunuh dan yang
dibunuh akan dimasukkan dineraka.”
Ketiga, orang yang terlalu banyak berbuat
zalim (aniaya) kepada sesamanya.
ان الشرك لظلم
عظيم.
Hadirin sekalian, dengan ketiga kerangka itu, kita selalu mengadakan evaluasi dan koreksi
terhadap diri masing-masing, sudah seberapa jauh dan seberapa sungguh kita
dalam berbakti kepada Allah, sebagai realisasi dari pengakuan kita beriman
kepada-Nya. Kita mesti khawatir, jangan-jangan kita hanya mengaku-ngaku saja
beriman, tetapi dalam pengabdian kepada Allah, kita masih berada pada
posisi milih-milih yang kita senangi saja, belum pilihan
didasarkan kepada apa dan mana yang disenangi Allah dan Rasul-Nya.
Dalam kehidupan
kita sehari-hari, coba kita amati perilaku keberagamaan kita, apakah kita
beribadah baru sebatas kemauan kita saja, atau lebih tegasnya kita beramal yang
kita mau dan suka saja? Atau sudah mulai ke tahap semampu kita. Sebab sikap dan
perilaku seseorang yang didasari atas semau kita dan semampu kita
itu berbeda perwujudannya.
Sebagai contoh
sederhana, misalnya seorang laki-laki yang sehat, kuat dan gagah, sesudah
shalat Jum'at ini misalnya, apakah dia tidak mampu duduk sebentar berzikir
kepada Allah, beristighfar menyadari dosa-dosanya; atau sejenak merenungkan
berapa banyak rahmat Allah yang diterimanya sejak bangun pagi tadi, untuk disyukuri?
Apakah misalnya juga dia tidak mampu shalat sunat ba'da Jum'at ? Tentu kalau
kita tanya diri masing-masing, pasti kita menjawab bahwa kita sebenarnya mampu
melakukannya, tetapi tidak atau belum mau melakukannya? Kenapa
hadirin sekalian???
Di sinilah
hadirin sekalian letaknya masalah dan problem kita yang terbesar. Jadi kalau
kita mengatakan doa-doa kita tidak dikabulkan Tuhan, boleh jadi kita sendiri
tidak mau meraih dan mencapai yang kita doakan itu. Misalnya kita berdoa sapu
jagad, "Mohon bahagia di dunia dan di akhirat" tetapi kita sendiri
ibarat Kereta Api tidak mengikuti relnya agar bisa selamat dunia akhirat itu.
Hadirin Jama’ah Jum’at
Rahimakumullah;
Sejalan
dengan khutbah ini cobalah sering-sering merenung mengenai kesiapan diri
masing-masing dalam menghadapi satu kepastian nanti di akhirat, yang mana hal
itu merupakan satu dari enam rukun iman kita. Apakah diri kita ini sudah
memiliki bekal yang cukup menghadap Zat yang paling mengasihi kita, yakni Allah
SWT?, Ini sesuatu yang ditangisi oleh Sayidina Ali. Sebagaimana
dalam salah satu ungkapannya dia berkata:
آااه ه ه .... من قــــــــلة
الزاد وبعد الطريق....
"Alangkah sedikitnya bekal,
alangkah panjangnya perjalanan yang harus dilalui.".
Orang sekaliber sayidina Ali menangis
menyesali masih
kurangnya bekal, padahal siapa Ali itu bila dibandingkan dengan diri-diri kita
jamaah sekalian?? Ali itu yang pertama masuk Islam dari
kalangan anak-anak, menantu Rasulullah, babul 'ilmi, pejuang gagah
berani..
Demikian semoga ada manfaatnya bagi kita semua, amin ya
robbal’alamin.
Salam : INDONESIA
nAKKE tAU jENEPONTO
nAKKE tAU jENEPONTO